BANGKA BARAT — Sat Reskrim Polres Bangka Barat memastikan identitas jenazah yang ditemukan warga diPerkebunan Kelapa Sawit Bukit Intan Bine Blok S47-48 Divisi 3, PT BPL, Desa Ibul, Kecamatan Simpang Teritip, Kamis kemarin adalah Hafidzah Nida Adzkiyah binti Edi Purwanto.
Kasat Reskrim Polres Bangka Barat, Iptu Ogan Arif Teguh Imani mengatakan, pihak keluarga korban pun telah mengakui bahwa jenazah tersebut benar Hafidzah ( 8 ), yang hilang di perumahan Leidong Wess sejak Minggu ( 5/3 ) lalu, setelah melihat ciri – ciri pakaian, sandal serta ciri – ciri fisik tahi lalat di tangan sebelah kiri.
“Pihak keluarga mengakui itu anaknya yang hilang hari Minggu kemarin, dasar dari visum luar pencocokan ciri – ciri pakaian yang di pakai dan tahi lalat sebelah kiri,” terang Ogan via WhatsApp, Jum’at ( 10/3/2023 ).
Melihat kondisi mayat yang terikat tangan dan kakinya saat ditemukan, kuat dugaan bocah perempuan malang itu korban pembunuhan. Ogan mengatakan akan berupaya sekuat tenaga untuk mengungkap kasus ini.
“Indikasi ( korban ) pembunuhan karena ditemukannya dalam posisi tangan dan kaki terikat. Kita sudah berkoordinasi
dengan Dirkrimum Polda Babel dan akan mengerahkan kekuatan agar kasus ini segera terungkap,” cetusnya.
Sebelumnya beredar kabar ada orang meminta uang tebusan sebesar Rp100 juta kepada orang tua Hafidzah melalui pesan Whatsapp. Ogan membenarkan hal tersebut dan pihaknya masih mendalaminya.
Namun menurut dia, bila dicocokkan dengan hasil visum dokter, hal itu tidak masuk akal. Sebab pesan tersebut dikirim pada Rabu malam ( 8/3 ), sedangkan dokter yang melakukan visum menyatakan Hafidzah telah meninggal dunia tiga sampai empat hari lalu.
“Karena gini, orang minta tebusannya itu kan hari Rabu malam. Dan saya tanya Pak RT pun hari Rabu malam, orang tuanya pun bilang Rabu malam, tetapi menurut hasil visum dan keterangan dokter tadi jenazah itu meninggal kurang lebih 3 sampai 4 hari. Bisa jadi tidak masuk akal,” kata Ogan.
“Kami masih mendalami motif tersebut apakah benar atau hanya orang iseng yang memanfaatkan situasi dan keadaan, kan kita nggak tahu motifnya apa orang seperti itu. Bisa jadi itu orang yang memanfaatkan situasi dan keadaan,” lanjut Ogan. ( SK )