BANGKA BARAT – Panitia pengelola TI Apung di Tembelok dan Keranggan diduga kecolongan.
Informasi yang diterima wartawan, sejak beberapa hari ini belasan hingga puluhan ton timah dari hasil penambangan di perairan Tembelok dan Keranggan dikabarkan tidak melalui pos penimbangan yang sudah ditentukan panitia.
Belasan hingga puluhan ton timah itu dikabarkan diangkut menggunakan speedboat atau speed lidah, kemudian diturunkan didermaga bongkar muat di Mentok.
Cecep, warga Mentok Asin mengungkapkan, kondisi itu sudah terjadi beberapa hari belakangan ini.
“Mereka bongkar terpantau di Dermaga Limbung dan bisa jadi ada tempat lain. Apa yang mereka lakukan itu merugikan masyarakat setempat, termasuk juga panitia dan orang-orang yang ikut memperjuangkan dibukanya Tembelok dan Keranggan. Karena kompensasi yang diterima masyarakat itu sesuai dengan jumlah timah yang ditimbang melalui pos penimbangan,” ungkap dia, Kamis (5/10).
Lanjut Cecep, jika timah hasil dari Tembelok dan Keranggan itu diselewengkan, dijual ke pihak lain tanpa melalui pos penimbangan panitia, maka kompensasi yang seharusnya diterima masyarakat dan panitia juga berkurang.
“Kalau mereka jual tidak melalui pos penimbangan yang sudah ditentukan panitia, itu sama saja merampas hak masyarakat dan panitia. Karena kompensasi untuk masyarakat jadi berkurang,” kata dia.
Cecep meminta semua pihak mematuhi aturan yang sudah disepakati, termasuk menimbang timah hasil dari Tembelok dan Keranggan di pos penimbangan yang sudah disiapkan panitia.
Informasi lainnya yang diterima wartawan, sebagian timah dari Tembelok dan Keranggan yang tidak ditimbang melalui pos penimbangan panitia, ditampung oleh cukong dari luar.
Namun belakangan, cukong dari luar mentok juga dikabarkan ikut membeli timah dari penambangan di perairan Tembelok dan Keranggan, meskipun tidak ikut berjuang.
Modusnya, timah hasil dari penambangan si Tembelok dan Keranggan dibawa langsung ke sebuah dermaga bongkar muat di Mentok, tanpa melalui pos penimbangan yang sudah ditentukan panitia.
An, salah satu koordinator yang ikut andil bekerja perairan Tembelok dan Keranggan mengatakan, sejauh ini kami masih diam, meski cukong dari luar turut membeli timah dari Tembelok dan Keranggan.
“Sementara ini kami masih diam, kami barusaha meredam jangan sampai masyarakat bergejolak,” beber dia. (Romlan)